Mencari Sinar Kasih Mu

Dia punya segalanya. Wang, harta yang berjuta, pangkat dan kuasa. Dia dikurniakan kepintaran dan kecantikan yang lebih daripada biasa. Dia punya keluarga dan teman yang menyayanginya. Namun, dia sentiasa merasakan ada sesuatu yang masih belum cukup. Seperti ada kekosongan yang perlu diisi. Hatinya tak pernah tenang. Perasaannya tak tenteram. Ke manakah perlu dirawat raja dalam tubuh tubuh itu?

Rakannya pernah berkata, kegelisahan itu berpunca dari sikapnya yang tak pernah menyembah Pencipta. Bibirnya tak pernah memuji Allah. Apatah lagi hatinya yang selalu angkuh mengatakan semua yang diperoleh adalah hasil dari usahanya sendiri. Bagi insan jahil sepertinya, dia menganggap tanpa beribadat pun hidup dia senang.

“Ah, Ahmad drebar aku tu tak pernah tinggal solat, selalu mengaji. Apa yang dia ada..harta? nasibnya tak pernah berubah pun!”, hatinya berkata sombong.

………………………

Dia meraup muka setelah memberi salam. Lalu tangannya di angkat separas dada, mukanya dipaling ke atas. Berdoa dan memohon keampunan Allah. Terlalu banyak dosanya, terlalu kerdil dia dihadapan yang Esa. Dia mengucapkan syukur atas nikmat yang diberikan Tuhan padanya sekeluarga. Walaupun hidupnya tak berharta, tapi dia bahagia.

Setiap hari dapat dirasakan rahmat Allah melimpah ruah untuknya. Walaupun tak kaya, tak pernah lagi keluarganya kebuluran. Masih punya rumah tempat berlindung, kudratnya masih kuat untuk mencari rezeki. Badannya jauh dari penyakit dan hatinya selalu tenang.

Dia lebih rela hidup besederhana daripada hidup kaya raya tapi angkuh dan sombong untuk menyembah yang Kuasa. Buat apa hidup dalam kesenangan tapi tanpa keredhaan Allah. Semoga Allah memberi petunjuk pada majikannya, Dato’ Husin.

Istidraj- Allah memberi nikmat dan kesenangan tapi Allah tak  meredhainya.

Ps: Dia dekat dengan kita kalau kita selalu mendekatiNya….

Terima kasih sudi baca sampai pengsan ^___^